Thursday, June 19, 2008

SAATNYA MENCARI NAMA UNTUK ANAKKU

Apalah arti sebuah nama?

Mungkin itu ungkapan Shakespeare berapa puluh tahun yang lalu. Nama menjadi sebuah identitas yang seolah-olah kurang penting dalam kehidupan seseorang. Yang penting itu kehidupannya bukan orangnya. Apa benar tuh?

Orang Jawa zaman dulu pun banyak yang menganggap bahwa nama bukan sesuatu yang penting bagi si anak. Ada anak yang diberi nama cikrak, sulak, bendo, dsb. Entah karena pengetahuan atau mungkin tradisinya yang masih menganggap bahwa nama itu hanyalah sebuah tetenger atau tanda tanpa memiliki makna apapun. Sebenarnya nama atau identitas anak itu sangat berpengaruh pada kehidupan anak tersebut di masa datang. Secara tidak langsung anak yang memiliki nama-nama yang hanya asal diberikan oelh orang tuanya, seperti nama-nama di atas akan menjadi beban bagi anak. Perasaan malu kepada teman atau lingkungan sekitarnya, karena namanya yang kurang bagus. Apalagi kalau menjadi bahan olok-olok dari anak-anak lain. Si Anak yang punya nama itu akan merasa minder dan selanjutnya akan menjadi tertutup terhadap semua orang.

Walaupun belum ada penelitian yang membahas mengenai hubungan nama-nama yang diberikan oleh orang tua kepada anak dengan perkembangan mental anak. Tetapi dapat kita bayangkan dengan diri kita sendiri. Nama adalah identitas diri kita yang dapat membedakan diri kita dengan orang lain. Perasaan kecewa akan muncul manakala orang lain meremehkan atau bahkan mengolok-olok identitas kita. Begitu pula sebaliknya perasaan bangga akan muncul manakala nama kita disebut dan dihargai oleh orang lain.

Pemberian nama yang baik oleh orang tua akan memberikan rasa bangga dan percaya anak kepada orang tuanya. Bagi orang tua yang beragama, nama bukan sekedar tanpa makna. Tetapi nama adalah sebuah doa, sebuah pengharapan dari orang tuanya kelak anak/bayi ini akan menjadi apa atau menjadi siapa. Seperti yang pernah disampaikan oleh Rasullah SAW bahwa nama adalah sebuah doa. Doa kepada orang tua akan dapat memberikan barokah bagi si Anak, sehingga diharapkan si Anak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang soleh atau solihah yang patuh kepada kedua orang tuanya.
Begitu pentingnya sebuah nama bagi si Anak, sampai Rasullah SAW mengatakan bahwa nama adalah hak si Anak yang harus diberikan orang tua. Seperti yang pernah disabdakan oleh Rasullah SAW, pernah seorang sahabat datang kepada Rasullah SAW bahwa Rasululloh SAW bersabda,“Seseorang datang kepada Nabi(SAW) dan bertanya,”Ya Rasululloh, apa hak anakku ini?” Nabi SAW menjawab,”Memberinya nama yg baik, mendidik adab yg baik, dan memberinya kedudukan yg baik (dalam hatimu)”. (HR Aththusi).
Nah, kini saatnya bagi para orang tua, termasuk saya (he..he..), untuk berburu nama-nama bagi bayiku. Kini telah banyak buku atau di internet sudah banyak tersedia kumpulan nama-nama bayi dari berbagai bahasa. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberi nama kepada bayi,
1. dapat langsung menggabung kata-kata demi kata dari satu bahasa
misal dari bahasa Arab Muhammad Saifuddin Zuhri
2. dapat langsung menggabung kata-kata demi kata dari beberapa bahasa
misal dari bahasa Arab dan Sansekerta Nur Laili Candra
3. menggabung suku kata dari nama orang tuanya
misal gabungan nama orang tuanya Adi dan Riza kemudian diambil bagian belakangnya
menjadi DIZA
4. menggunakan nama bulan, bintang kelahiran, atau bahkan nama tempat
misal lahir bulan Agustus namanya menjadi Agus, atau bintang kelahiran misal Librawati,
atau nama tempat misal Medina
5. Dan masih banyak lagi cara yang dapat dipakai.

Cara pemberian nama ini bergantung pada kreativitas orang tuanya untuk memberikan nama kepada bayinya. Yang penting perlu diingat nama adalah doa, untuk itu perlu diberikan nama-nama yang baik, mudah diingat/diucapkan, bukan nama-nama yang nantinya akan menjadi beban bagi si Anak ketika sudah besar nanti. Sedapat mungkin nama-nama itu akan bisa memberikan kebanggaan bagi orang tua dan khususnya juga bagi si Anak itu sendiri.
Berikut ini kami sertakan nama-nama bayi islami yang dapat diunduh oleh pembaca, semoga bermanfaat. Klik di sini Nama-Nama Bayi Islami



Monday, June 02, 2008

PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR BERBASIS WEB

Koesnandar
Kepala Subbidang Pendidikan Menengah dan Tinggi
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Depdiknas

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat pesat, menurut catatan www.internetworldstats.com/ saat ini ada satu milyard pengguna internet di dunia. Penetrasi internet di Asia adalah 10%, sedangkan di Amerika mencapai 67%. Indonesia menduduki urutan ke 13 pengguna internet dunia dengan jumlah pengguna internet tahun 2006, sebanyak 18 juta orang. Angka itu mencapai 10 kali lebih besar dibanding lima tahun lalu. Tidak berlebihan apabila ada yang mengatakan bahwa TIK membawa gelombang baru menuju perubahan besar dalam sejarah kebudayaan manusia.

Tinsiri memberi perumpamaan yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Ia mengatakan, apabila TIK tersebut diibaratkan arus badai, maka setidak-tidaknya ada tiga kemungkinan sikap kita menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus, hanyut terbawa arus, atau memanfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang paling tepat adalah yang terakhir, memanfaatkan arus sebagai sumber energi. Demikian pula dalam dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dunia pendidikan. Hadirnya TIK di sekolah, di ruang kelas, di rumah, bahkan di kamar tidur siswa, tidak lagi dapat dibendung. Hadirnya TIK bukan lagi sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak, era TIK telah hadir.

TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur.

e-Learning

Salah satu kosa kata yang muncul dan populer bersamaan dengan hadirnya TIK dalam dunia pembelajaran adalah elearning. Elearning merupakan kependekan dari elektronik learning. Secara generik elearning berarti belajar dengan menggunakan elektronik. Kata elektronik sendiri mengandung pengertian yang spesifik yakni komputer atau internet, sehinga elearning sering diartikan sebagai proses belajar yang menggunakan komputer atau internet.

Sesungguhnya pengertian elearning sendiri mempunyai makna yang sangat luas dan masih dipersepsikan secara berbeda-beda. Pengertian elearning mencakup sebuah garis kontinum dari mulai menambahkan komputer dalam proses belajar sampai dengan pembelajaran berbasis web. Sebuah kelas yang dilengkapi dengan satu unit komputer untuk memutar sebuah CD pembelajaran interaktif, dalam batasan yang minimal telah dapat disebutkan bahwa kelas tersebut telah menerapkan elearning. Namun menurut batasan UNESCO, elearning paling tidak harus didukung oleh sejumlah syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu mencakup; ketersediaan software bahan belajar berbasis TIK, ketersediaan software aplikasi untuk menjalankan pengelolaan proses pembelajaran tersebut, adanya SDM guru dan tenaga penunjang yang menguasai TIK, adanya infrastruktur TIK, adanya akses internet, adanya dukungan training, riset, dukungan daya listrik, serta dukungan kebijakan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran. Apabila elemen-elemen tersebut telah tersedia, maka program dan pengelolaan elearning akan dapat dijalankan.

Software Bahan Ajar

Teknologi selalu mencakup hardware dan software. Hardware akan berguna apabila tersedia software di dalamnya, demikian pula sebaliknya software baru akan dapat bermanfaat apabila ada hardware yang menjalankannya.
Software dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu software operating sistem (OS), software aplikasi, dan software data atau konten. OS adalah software yang berfungsi sebagai sistem operasi, seperti DOS, Windows, Linux, dan Unix. Aplikasi adalah software yang digunakan untuk membangun atau menjalankan proses sesuai dengan perintah-perintah pemrograman, misalnya office, LMS, CMS, dll. Sedangkan data atau bahan ajar termasuk ke dalam kelompok software konten, misalnya bahan ajar baik berupa teks, audio, gambar, video, animasi, dll.

Dalam pengertian yang paling sederhana, suatu proses belajar akan terjadi apabila tersedia sekurang-kurangnya dua unsur, yakni orang yang belajar dan sumber belajar. Sumber belajar mencakup orang (nara sumber), alat (hardware), bahan (software), lingkungan (latar, setting), dll. Bahan ajar adalah salah satu jenis dari sumber belajar.
Bahan belajar merupakan elemen penting dalam elearning. Tidak ada elearning tanpa ketersediaan bahan belajar. Untuk itu, maka kemampuan seorang guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis web menjadi sangat penting.
Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk konten baik teks, audio, foto, video, animasi, dll yang dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar dapat dikatogorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping koran, film, sinetron, iklan, berita, dll. Karena sifatnya yang tidak dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Bahan belajar yang dirancang adalah bahan yang dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar. Ditinjau dari sisi fungsinya, bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri. Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat kelompokkan menjadi bahan ajar cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web.

Sekurang-kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang, yakni adanya tujuan yang jelas, ada sajian materi, ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi keberhasilan belajar.

Bahan ajar berbasis web

Sebagaimana sebutannya, bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni;
- menyajikan multimedia
- menyimpan, mengolah, dan menyajikan infromasi
- hyperlink
Karena sifatnya yang on line, maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek nge-link ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama subjek yang bersangkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat dijadikan link.

Unsur-unsur bahan ajar

Bahan ajar setidak tidaknya harus memiliki enam unsur, yaitu mencakup tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika sajian, petunjuk belajar, dan evaluasi. Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan. Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup kriteria ABCD (audience, behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu dirumuskan secara spesifik, untuk siapa bahan relajar itu ditujukan. Sasaran bukan sekedar mengandung pernyataan subjek orang, Namur juga harus mencakup kemampuan apa yang menjadi prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.

Langkah-langkah pengembangan

Secara makro, pengembangan bahan ajar mencakup langkah-langkah analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Secara mikro, langkah-langkah pengembangan bahan ajar berbasis web dimulai dari penentuan sasaran, pemilihan topik, pembuatan peta materi, perumusan tujuan, penyusunan alat evaluasi, pengumpulan referensi, penyusunan bahan, editing, upload, dan testing.

Penentuan sasaran

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sebuah bahan ajar adalah menentukan secara jelas siapa sasaran bahan ajar tersebut. Di dalam kelas konvensional, sasaran telah sangat terstruktur, misalnya siswa kelas dua SMA semester pertama. Pernyataan tersebut telah mengandung indikasi yang jelas tentang siapa mereka, kemampuan apa yang harus mereka kuasai, serta di mana kedudukan bahan belajar yang akan disajikan dalam keseluruhan kurikulum sekolah. Demikian pula pada penyusunan bahan belajar berbasis web sasaran harus dicantumkan secara spesifik.

Pemilihan topik

Setelah sasaran ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan sasaran tersebut. Pemilihan topik dapat dilakukan dengan pertimbangan, antara lain; materi sulit, penting diketahui, bermanfaat, merupakan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum banyak diketahui, atau bahasan dari sudut pandang lain, dll.

Pembuatan peta materi

Peta materi sangat membantu dalam merumuskan keluasan dan kedalaman materi yang akan dibahas. Membuat peta materi dapat diibaratkan menggambar sebuah batang pohon yang bercabang dan beranting, semakin banyak cabang maka semakin luas bahasan materi. Sedangkan apabila kita menghendaki bahasan yang fokus dan spesifik, maka kembangkanlah bagian ranting-ranting.

Perumusan tujuan

Gambar peta materi akan sangat bermanfaat untuk menentukan tujuan. Setiap ranting dapat dirumuskan menjadi sebuah indikator tujuan yang spesifik. Sedangkan cabang menjadi besaran tujuan tersebut. Tujuan besar (cabang) dapat dicapai dengan memenuhi semua tujuan yang spesifik (ranting).

Penyusunan alat evaluasi

Setelah merumuskan tujuan, langsung diikuti dengan perumusan alat evaluasi. Alat evaluasi dimaksudkan untuk mejawab dengan cara bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu tujuan itu telah tercapai. Setiap indikator tujuan harus dapat diukur keberhasilannya. Sebuah rumusan tujuan dapat diukur dengan satu butir alat evaluasi. Dapat satu set alat evaluasi mengukur serangkai tujuan. Misalnya kita merumuskan tujuan ”mampu mengendari sepeda motor”, maka alat evaluasi yang mungkin adalah lembar observasi tentang kemampuan mengendarai sepeda motor.

Pengumpulan referensi

Tidak ada bahan ajar yang berdiri sendiri tanpa sumber referensi. Referensi digunakan untuk memberi dukungan teoretis, data, fakta, ataupun pendapat. Referensi juga dapat memperkaya khasanah bahan belajar, sehingga pembaca yang menginginkan pendalaman materi yang dibahas dapat mencari dari sumber yang disebutkan. Dalam web, pembaca dapat dengan mudah diberikan link ke sumber referensi tersebut.

Penyusunan bahan

Setelah bahan-bahan pendukung siap, maka penulisan dapat dimulai. Penulisan bahan hendaklah konsisten dengan peta materi dan tujuan yang telah disusun. Secara umum struktur penulisan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutupan. Pada pendahuluan kita harus sudah menyampaikan secara ringkas apa yang akan dibahas pada bahan belajar ini. Sedangkan bagian isi menguraikan secara gamblang seluruh materi. Agar lebih jelas, uraian bisa dilengkapi dengan contoh-contoh. Untuk mengecek pemahaman, pada bagian ini dapat pula diberikan latihan-latihan. Pada bagaian penutup sampaikan kembali secara ringkas apa yang telah dibahas. Proses selanjutnya adalah editing, upload, dan testing.

Penutup

Dengan memanfaatkan internet, kita akan dengan sangat mudah memperoleh berbgai informasi dan bahan belajar yang kita perlukan. Sumber belajar pada dunia maya sangat kaya, selama kita memahami bahasanya, sumber belajar dari berbagai belahan dunia dapat kita peroleh. Dari mana bahan itu datang? Sesungguhnya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kalau tidak ada orang yang menyediakan bahan belajar tersebut di web. Oleh karena itu, pada dunia web, tidak baik kita hanya memposisikan diri sebagai konsumen.

Referensi:

Depdiknas, Blue Print ICT untuk Pendidikan, Jakarta, 2004

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pembuatan Multimedia Pembelajran Interaktif, Jakarta, 2007

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pedoman Penyusunan Bahan Ajar, Jakarta, 2006

Moore, Peter, Environment of e-learning, UNESCO, 2003

Siribodhi, Tinsiri, ICT Tools for Learning Materials Development, UNESCO, Bangkok, 2000

Viewed 5980 times by 1405 viewers

Dikutip dari http://www.teknologipendidikan.net/2008/02/pengembangan-bahan-belajar-berbasis-web